Saturday, February 26, 2011

KEPEMIMPINAN: KARAKTER DAN SIFAT

Karakter terus berkembang dari waktu ke waktu. Banyak orang mengatakan karakter seseorang terbentuk sedari kecil. Kita memang tidak mengetahui dengan pasti kapan tepatnya karakter itu mulai berkembang. Akan tetapi, bisa dipastikan bahwa karakter tidak dapat berubah dengan cepat. Dari perilaku seseorang, kita bisa menebak karakternya. Seorang yang berkarakter kuat menunjukkan aktivitas, energi, kemantapan tekad, disiplin, kemauan keras, dan keberanian. Dia melihat apa yang ia inginkan lalu mengejarnya. Ia juga menarik orang untuk mengikutinya. Di sisi lain, orang yang berkarakter lemah tidak menunjukkan sifat-sifat tersebut. Ia tidak tahu apa yang ia inginkan. Sifatnya tidak terkelola dengan baik, terombang-ambing dan tidak konsisten. Akibatnya, tidak ada seorang pun yang bersedia mengikutinya.

Orang yang kuat tidak selalu berkarakter baik. Seorang pemimpin preman adalah contoh orang berpengaruh yang berkarakter buruk. Sedangkan pemimpin suatu komunitas terkemuka adalah contoh orang berpengaruh dan berkarakter baik. Organisasi membutuhkan pemimpin yang kuat sekaligus berkarakter baik, yang bisa dipercaya dan yang akan memimpin mereka menuju masa depan.

Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, para pengikut Anda harus memercayai Anda dan dilibatkan dalam visi yang Anda miliki. Korn/Ferry International, suatu perusahaan pencari para eksekutif, mengadakan survei mengenai apa yang diinginkan organisasi dari sang pemimpinnya. Para responden mengatakan bahwa mereka menginginkan orang yang beretika sekaligus memiliki visi ke depan yang kuat. Dalam banyak organisasi, tindakan seorang pemimpin menjadi teladan. Perilaku pemimpin bisa memenangkan kepercayaan, kesetiaan, dan menjamin vitalitas perusahaan agar berjalan dengan baik. Salah satu cara untuk membangun kepercayaan adalah dengan menunjukkan karakter yang baik -- terdiri dari keyakinan, nilai, kemampuan, dan sifat.

Keyakinan adalah sesuatu yang kita pegang teguh dan mengakar dalam diri kita. Bisa berupa anggapan atau pendirian yang Anda anggap benar mengenai orang lain, konsep, atau hal-hal lain. Bisa juga berupa keyakinan tentang kehidupan, kematian, agama, hal baik dan hal buruk, dan sebagainya.

Nilai adalah sikap mengenai harga diri orang lain, konsep, atau hal lainnya. Misalnya, Anda menilai suatu mobil bagus, rumah yang nyaman, persahabatan erat, kenyamanan pribadi, atau keluarga harmonis. Nilai bersifat penting karena memengaruhi perilaku seseorang dalam menimbang seberapa pentingnya setiap pilihan. Anda mungkin menilai sahabat lebih berharga daripada kepentingan Anda sendiri, sedangkan orang lain mungkin menilai yang sebaliknya.

Sifat akan membedakan seseorang berdasarkan kualitas atau karakteristiknya, sedangkan karakter adalah jumlah keseluruhan dari sifat-sifat ini. Kita akan memfokuskan diri hanya pada beberapa sifat yang krusial untuk seorang pemimpin. Semakin banyak yang Anda miliki dari daftar berikut, semakin besar kepercayaan pengikut Anda terhadap Anda.

Sifat-Sifat Seorang Pemimpin yang Baik

  • Jujur. Seorang pemimpin yang baik menunjukkan ketulusan, integritas, dan keterbukaan dalam setiap tindakannya.
  • Kompeten. Tindakan seorang pemimpin haruslah berdasar pada penalaran dan prinsip moral, bukannya menggunakan emosi kanak-kanak dalam mengambil suatu keputusan.
  • Berpandangan ke depan dan menetapkan tujuan. Dalam menetapkan tujuan, seorang pemimpin perlu menanamkan pemikiran bahwa tujuan itu adalah milik seluruh organisasi. Ia mengetahui apa yang diinginkannya dan bagaimana cara untuk mendapatkannya. Biasanya ia menetapkan prioritas berdasarkan nilai dasarnya.
  • Memberi inspirasi. Dalam mengerjakan setiap tugas, seorang pemimpin harus menunjukkan rasa percaya diri, ketahanan mental, fisik, dan spiritual. Dengan begitu, bawahan akan terdorong untuk mencapai yang lebih baik lagi.
  • Cerdas. Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki kemauan untuk terus membaca, belajar, dan mencari tugas-tugas yang menantang kemampuannya.
  • Berpikiran adil. Prasangka adalah musuh dari keadilan. Seorang pemimpin yang baik akan memperlakukan semua orang dengan adil. Ia menunjukkan empatinya dengan bersikap peka terhadap perasaan, nilai, minat, dan keberadaan orang lain.
  • Berpikiran luas. Pemimpin yang baik menyadari setiap perbedaan yang ada dalam ruang lingkup kepemimpinannya dan mau menerima segala perbedaan itu.
  • Berani. Seorang pemimpin yang baik selalu bertekun dalam usahanya mencapai tujuan, bukannya terus-terusan berusaha mengatasi berbagai halangan yang memang sulit untuk diatasi. Biasanya, meskipun sedang berada di bawah tekanan, ia tetap tenang dan menunjukkan rasa percaya diri.
  • Tegas. Anda tidak dapat menjadi seorang pemimpin yang baik bila tidak tegas dalam mengambil keputusan tepat di saat yang tepat.
  • Imajinatif. Inovasi dan kreativitas diperlukan dalam suatu kepemimpinan. Seorang pemimpin haruslah membuat perubahan tepat di saat yang tepat dalam pemikiran, rencana, dan metodenya. Selain itu, kreativitas sang pemimpin juga terlihat dengan memikirkan tujuan dan gagasan baru yang lebih baik, dan menemukan solusi baru dalam memecahkan masalah.

Friday, February 25, 2011

Bersihkan Hati, Lisan dan Pikiran

Tersadar aku, betapa waktu itu sungguh sangat terlalu berharga untuk disia-siakan apalagi dibuang. Penyesalan pun hanya datang kemudian, sehingga kini untuk melakukan sesuatu harus diperhatikan dan dipikirkan baik-baik apakah ini baik atau buruk.

Dont you ever waste your time…!!! It wont come back to you…!!!

Kini saatnya bersihkan hati, bersihkan lisan dan bersihkan pikiran dari hal – hal yang tidak berguna, karena hidup ini hanya satu tujuannya yakni hanya Allah SWT.

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah hati.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari)

Hati selalu didorong oleh nafsu, Iblis dan setan selalu menggangu kita dan mendorong hati agar melanggar perintah Allah SWT.

Hati yang bersih, hati yang suci, akan mudah menyerap dan memantulkan kebaikan. Ia akan memancarkan cahaya seperti permata. Jika kita melihat wajah seseorang yang beriman. Wajahnya bercahaya karena terpancarnya cahaya keimanan dari hatinya. Oleh karena itu mari kita selalu membersihkan hati kita.

Mengutip ceramah Aa’ Gym (KH. Abdullah Gymnastiar). Melatih diri untuk senantiasa hidup bersih lahir batin adalah suatu tuntunan yang harus dijalani. Namun langkah itu sangat bergantung pada keseriusan dan tekad diri kita sendiri. Pola hidup bersih harus berawal dari diri sendiri. Mulailah berlatih hidup bersih dari hati, lisan, sikap dan tindakan.

Berusahalah agar setiap untaian kata yang keluar dari lisan kita penuh makna. Hindari kata-kata kotor, keji dan tidak senonoh. Sebab setiap kali kita bicara kotor, kesucian hati pun ternoda.

Makin hidup kita bersih, kita akan semakin peka. Coba lihat cermin yang bersih! Satu titik noda menempel padanya akan cepat ketahuan. Tapi kalau cermin kotor, penuh noda dan debu, digunakan untuk melihat wajah sendiri saja susah. Makin bersih diri kita, Insya Allah kita akan lebih peka melihat aib dan kekurangan diri sendiri. Bahkan kita akan lebih peka terhadap peluang amal dan juga ilmu. Sebaliknya, bagi yang kotor hati, jangankan untuk melihat kekurangan orang lain, melihat kekurangan diri saja tidak mampu.

Mari berusaha membersihkan hati kita, semampu kita. Sedikit demi sedikit sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, terus dan terus menjadikannya lebih baik tentu saja dengan pertolongan Allah SWT. Setelah ada tekad yang kuat dari diri kita insyaAllah, Allah SWT pasti memberikan jalan.

Djatmiko's Corner: Membangun Karakter Positif

Djatmiko's Corner: Membangun Karakter Positif

Thursday, February 17, 2011

Membangun Karakter Positif

Secara tidak sadar kita membentuk suatu kebiasaan selama kita hidup, satu sisi ada yang memang positif dan baik dan memang diperlukan sementara disisi lain adalah kebalikannya dan yang seharusnya tidak diperlukan dalam kehidupan. Sesuatu kebiasaan akan terbentuk secara bertahap dan semakin membesar sehingga bila suatu kebiasaan itu adalah yang negatif maka pada akhirnya bisa dan akan menimbulkan amarah, rasa sakit, ketidaknyamanan dan hanya akan kehilangan banyak waktu yang tidak bermanfaat. Sebaliknya kalau suatu kebiasaan baik terus kita kembangkan maka kedamaian, kenyamanan akan terus menguat karena kekuatannya.

Sudahkah kita dengan kekuatan yang kita miliki menentukan type kebiasaan apa yang akan kita bentuk dalam kehidupan kita? Dengan kata lain seperti pembentukan kebiasaan atau pembentukan karakter sudahkah kita mengontrolnya? Dan tentu kita bisa. Berkata seperti ini contohnya “saya akan menjadi apa yang saya inginkan” kalimat tersebut seharusnya dikatakan oleh setiap orang untuk membentuk karakter positif yang mereka inginkan.

Kita harus punya keberanian mengatakan ssesuatu yang kita inginkan, jangan hanya di mulut tapi harus merasuk dalam batin dan direalisasikan, dan ini harus tetap dilakukkan. Bila kita selalu tetap mengatakan sesuatu yang kita inginkan sebenarnya disitu berperan suatu aturan/hukum alam (the great law) yang akan membentuk suatu kebiasaan-kebiasaan yang memang kita diharapkan.

Banyak asumsi dan kebiasan negatif yang kita buat dari masih kanak-kanak yang telah mengekang dan memenjarakan kita selama ini, ini dapat kita dihancurkan, dan menciptakan sesuatu harapan yang lebih cerah bisa kita raih dengan menciptakan metode baru yang akan mempengaruhi seluruh kehidupan.
Dan tahukah anda Pikiran adalah yang berperan dari semuanya ini, maksudnya? Gampangnya seperti ini: setiap tindakan anda disebabkan oleh pikiran anda. Bila anda mendominasikan pikiran anda terhadap sesuatu maka anda akan mendominasikan tindakan yang sesuai dengan pikiran tadi tersebut. yang harus kita lakukan adalah mengontrol pikiran kita. Pikiran layaknya seperti orangtua yang mengotrol dan mengendalikan setiap tindakan, kebiasaan, jadi perlu sekali kita ketahui cara dan bagaimana mengontrol pikiran kita itu.