Thursday, September 27, 2012

Fitnah Dunia


ان الدنيا خلوة خضرة وان الله مستخلفكم فيها فينظر كيف تعلمون فاتقوا الدنيا واتقوا النساء
“Sesungguhnya dunia adalah manis dan hijau dan sesungguhnya Allah akan menitipkan padamu, maka akan melihat apa yang kamu lakukan. Maka hati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah pertama yang menimpa Bani Israil terjadi pada wanita” (HR Muslim)
Fitnah dunia telah sedemikian hebatnya mengganas, menyerang dan menguasai pikiran mayoritas umat manusia dan umat Islam. Fitnah itu mengkristal sehingga menjadi sebuah ideologi bahkan agama yang banyak dianut manusia, yaitu materialisme. Dan yang terkena korban materialisme ini bukan hanya muslim awwam semata, tetapi juga menimpa para aktifis dan kader dakwah. Realitas penyakit ini tidaklah terlalu mengagetkan kita, walaupun tidak boleh diremehkan dan dibiarkannya. Rasulullah saw, pada 14 abad yang lalu telah memprediksinya dalam sebuah hadits yang terkenal disebut dengan hadits Wahn.
Demikianlah kondisi umat di akhir zaman, telah dirasuki penyakit hubud dunya yang sangat mendalam sehinga berdampak pada rusaknya tatanan pikiran dan moral mereka. Umat Islam yang sudah terfitnah oleh dunia akan mudah diperbudak oleh dunia. Padahal yang menguasai perbendaharaan dunia sekarang ini adalah bangsa-bangsa kapitalis dan materialis, seperti AS, Eropa dan Israel. Maka jadilah apa yang seperti digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya.
Dunia dengan segala isinya adalah fitnah yang banyak menipu manusia. Dan Rasulullah saw. telah memberikan peringatan kepada umatnya dalam berbagai kesempatan, beliau bersabda dalam haditsnya: Dari Abu Said Al-Khudri ra dari Nabi saw bersabda: ”Sesungguhnya dunia itu manis dan lezat, dan sesungguhnya Allah menitipkannya padamu, kemudian melihat bagaimana kamu menggunakannya. Maka hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bani Israel disebabkan wanita”(HR Muslim)
Harta dengan segala macamnya pada dasarnya adalah keni’matan yang diberikan Allah swt kepada hambanya. Dan manusia harus menjadikannya sebagai sarana ibadah dalam hidupnya. Tetapi yang sering terjadi dan menimpa manusia ialah bahwa harta berubah menjadi fitnah dan bencana yang merugikan dirinya di dunia maupun akhirat. Sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Qur’an: ”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar” (At-Taghaabun 14-15).
Macam- Macam Fitnah Dunia
Secara umum fitnah kehidupan dunia dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk, yaitu: wanita, harta dan kekuasaan.
Fitnah Wanita
Dahsyatnya fitnah wanita telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Bahkan surat ‘Ali Imran 14 menempatkan wanita sebagai urutan pertama yang banyak dicintai oleh manusia dan pada saat yang sama menjadi fitnah yang paling berbahaya untuk manusia. Rasulullah saw. bersabda, ”Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih besar bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita” (HR Bukhari dan Muslim).
Fitnah wanita dapat menimpa siapa saja dari seluruh level tingkatan manusia baik dari kalangan pemimpin maupun rakyat biasa. Sejarah telah membuktikan kenyataan tersebut. Banyak para pemimpin dunia yang jatuh karena faktor fitnah wanita. Dan fitnah wanita juga dapat menimpa para da’i dan pemimpin da’i. Bahkan salah satu hadits yang paling terkenal dalam Islam, yaitu hadits niat, sebab keluarnya karena ada salah seorang yang hijrah ke Madinah untuk menikahi wanita yang bernama Ummu Qois. Maka dikenallah dengan sebutan Muhajir Ummu Qois.
Banyak sekali bentuk fitnah wanita, jika wanita itu istri maka banyak para istri dapat memalingkan suaminya dari ibadah, dakwah dan amal shalih yang prioritas lainnya, istri dapat membuat seseorang memutuskan silaturahim dengan orang tua dan saudaranya, lebih mencintai istrinya sehingga suami tidak berdaya, dikendalikan istri dan menghalalkan segala cara. Jika wanita itu wanita selain istrinya, maka fitnah dapat berbentuk perselingkuhan dan perzinahan. Fitnah inilah yang sangat dahsyat yang menimpa banyak umat Islam. Angka perzinahan dan aborsi sangat besar, begitu pula sarana-sarana menuju perzinahan juga sangat terbuka luas. Sedangkan poligami yang dilakukan sesuai dengan batas-batas yang diajarkan Islam, tidak masuk pada fitnah wanita dalam arti yang buruk, karena Rasulullah saw. dan sebagian besar sahabat melaksanakan sunnah ini.
Ada banyak cerita masa lalu baik yang terjadi di masa Bani Israil maupun di masa Rasululullah saw yang menyangkut wanita yang dijadikan obyek fitnah. Kisah seorang rahib yang membakar jari-jari tangannya untuk mengingatkan diri dari azab neraka ketika berhadapan dengan wanita yang sangat siap pakai, kisah penjual minyak wangi yang mengotori dirinya dengan kotoran dirinya agar wanita yang menggodanya lari dan cerita nabi Yusuf as yang diabadikan Al-Qur’an. Itu kisah-kisah mereka yang selamat dari fitnah wanita. Sedangkan kisah mereka yang menjadi korban fitnah wanita lebih banyak lagi. Kisah rahib yang mengobati wanita kemudian berzina sampai hamil dan membunuhnya, sampai akhirnya musyrik karena menyembah syetan. Kisah raja Arab dari Bani Umayyah yang meninggal dalam pelukan wanita dan banyak lagi kisah-kisah lainnya.
Dalam kamus Islam, wanita dapat menjadi pemicu utama dari munculnya potensi kebaikan dan begitu juga dapat memicu utama dari munculnya potensi kejahatan. Wanita yang menjadi pemicu utama kebaiakan adalah wanita shalihah, Rasulullah saw. bersabda, ”Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang shalihah. Jika melihatnya menyenangkan, jika memerintahnya mentaati dan jika ghaib, maka menjaga diri dan hartanya” (HR Muslim). Sedangkan wanita yang menjadi pemicu utama kejahatan adalah wanita yang jahat pula. Rasulullah saw, bersabda, “Dua kelompok penghuni neraka yang tidak akan aku lihat. Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk menyiksa manusia. Dan wanita yang tidak bersyukur, telanjang (tidak menutup aurat), tidak taat dan menyuruh orang untuk tidak taat. Kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya dapat tercium sejauh perjalanan ini dan ini (HR Muslim)
Fitnah Harta
Fitnah dunia termasuk bentuk fitnah yang sangat dahsyat yang dikhawatirkan Rasulullah saw, “Dari Amru bin Auf al-Anshari ra bahwa Rasulullah SAW mengutus Abu Ubaidah bin al-Jarrah ke al-Bahrain untuk mengambil jizyahnya. Kemudian Abu Ubaidah datang dari bahrain dengan membawa harta dan orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah. Mereka berkumpul untuk shalat Subuh dengan Nabi SAW tatkala selesai dan hendak pergi mereka mendatangi Rasul SAW, dan beliau tersenyum ketika melihat mereka kemudian bersabda:”Saya yakin kalian mendengar bahwa Abu Ubaidah datang dari Bahrain dengan membawa sesuatu?”. Mereka menjawab:”Betul wahai Rasulullah”. Rasul SAW bersabda:” Berikanlah kabar gembira dan harapan apa yang menyenangkan kalian, demi Allah bukanlah kefakiran yang paling aku takutkan padamu tetapi aku takut dibukanya dunia untukmu sebagaimana telah dibuka bagi orang-orang sebelummu dan kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka” (HR Bukhari dan Muslim).
Pada saat dimana dakwah sudah memasuki wilayah negara, maka fitnah harta harus semakin diwaspadai. Karena pintu-pintu perbendaharaan harta sudah sedemikian rupa terbuka lebar. Dan fitnah harta, nampaknya sudah mulai menimpa sebagian aktifitas dakwah. Aromanya sudah sedemikian rupa tercium menyengat. Kegemaran main dan beraktifitas dihotel, berganti-ganti mobil dan membeli mobil mewah, berlomba-lomba membeli rumah yang mewah dan berlebih-lebihan dengan perabot rumah tangga, lebih asyik bertemu dengan teman yang memiliki level sama dan para pejabat lainnya adalah beberapa fenomena fitnah harta.
Yang paling parah dari fitnah harta bagi para da’i adalah menjadikan dakwah sebagai dagangan politik. Segala sesuatu mengatasnamakan dakwah. Berbuat untuk dakwah dengan berbuat atas nama dakwah bedanya sangat tipis. Menerima hadiah atas nama dakwah, menerima dana dan sumbangan musyarokah atas nama dakwah. Mendekat kepada penguasa dan menjilat pada mereka atas nama dakwah dan sebagainya. Dalam konteks ini Rasulullah saw. dan para sahabatnya pernah ditegur keras oleh Allah karena memilih mendapatkan ghonimah dan tawanan perang, padahal itu semua dengan pertimbangan dakwah dan bukan atas nama dakwah. Kejadian ini diabadikan Al-Qur’an surat Al-Anfaal 67-68, “Tidak patut, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang Telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar Karena tebusan yang kamu ambil.”
Fitnah Kekuasaan
Fitnah kekuasaan biasanya menimpa kalangan elit dan level tertentu dalam tubuh umat. Fitnah inilah yang menjadi pemicu fitnah kubra di masa sahabat, antara Ali ra dengan siti Aisyah ra dalam perang Jamal, antara Ali ra. dengan Muawiyah ra dalam perang Siffin, antara Ali ra. dengan kaum Khawarij dll. Kemudian Muawiyah ra merintis dinasti Umayyah yang sarat fitnah. Demikianlah kekuasaan Islam seterusnya sarat dengan fitnah dan konflik kepentingan. Di masa Bani Abbasiyah banyak ulama yang menjadi korban pembunuhan penguasa yang menganut faham Mu’tazilah, dan terkenallah dengan fitnah penciptaan Al-Qur’an. Dan imam Ahmad bin Ahmad salah seorang ulama korban fitnah kokoh dan tegar dengan sikapnya bahwa Al-Qur’an bukan mahluk.
Fitnah kekuasaan ini juga dapat menimpa gerakan dakwah dan memang telah banyak menimpa gerakan dakwah. Para aktifis gerakan dakwah termasuk para pemimpin gerakan dakwah adalah manusia biasa yang tidak ma’shum dan tidak terbebas dari dosa dan fitnah. Yang terbebas dari fitnah dan kesalahan adalah manhaj Islam. Sehingga fitnah kekuasaan dapat menimpa mereka kecuali yang dirahmati Allah. Kecintaan untuk terus memimpin dan berkuasa baik dalam wilayah publik maupun struktur Partai adalah bagian dari fitnah kekuasaan.
Fitnah kekuasaan yang paling dahsyat menimpa aktifis dakwah adalah perpecahan, saling menjatuhkan, saling memfitnah bahkan saling membunuh. Dan semua itu pernah terjadi dalam sejarah Islam. Semoga kita semua diselamatkan dari semua bentuk fitnah ini.
Untuk mengantisipasi semua bentuk fitnah dunia ini, maka kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan berlindung dari keburukan fitnah dunia. Mengokohkan pribadi kita sehingga menjadi jiwa rabbani bukan jiwa maadi (materialis) dan juga bukan jiwa rahbani (jiwa pendeta yang suka kultus). Disamping itu kita harus mengokohkan pemahaman kita tentang hakekat dunia, risalah manusia dan keyakinan tentang hisab dan hari akhir.
1. Hakekat Harta dan Dunia
1.     Dunia adalah permainan dan senda gurau. Allah swt berfirman:”Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”(QS Al-Ankabuut 64).
2.     Kesenangan yang menipu. Allah swt berfirman: ”Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”(QS Ali Imran 185).
3.     Kesenangan yang terbatas dan sementara, Firman-Nya; Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya”(QS Ali Imran 196-197)
4.     Jalan atau jembatan menuju akhirat, Rasulullah saw bersabda: “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir (HR Bukhari dari Ibnu Umar) Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah menambahkan:” Posisikan dirimu bahwa engkau termasuk ahli kubur”.
2. Mengetahui Kedudukan dan Tugas Manusia
Manusia diciptakan Allah sebagai pemimpin yang harus memakmurkan bumi. Maka mereka harus menguasai dunia atau harta bukan dikuasai oleh harta. Sebagaimana do’a yang diungkapkan oleh Abu Bakar ra:”Ya Allah jadikanlah dunia ditanganku bukan masuk kedalam hatiku”. Kedudukan manusia lebih mulia dari dunia dan seisinya maka jangan sampai diperbudak oleh dunia atau harta benda. Manusia memang harus memakmurkan dunia tetapi jangan sampai hal itu melalaikan dirinya dari visi dan misi mereka.
3. Meyakini hari Hisab dan Pembalasan.
Manusia harus mengetahui dan sadar bahwa kekayaan yang mereka miliki akan dihisab dan dibalas di akhirat kelak. Bahkan semua yang dimiliki dan di’nimati manusia baik kecil maupun besar akan dicatat dan dipertanggungjawabkannya. Oleh karenanya mereka harus berhati-hati dalam mencari harta kekayaan dan dalam membelanjakannya. Jangan sampai mencarinya dengan cara yang diharamkan Allah dan membelanjakannya pada sesuatu yang dihramkan Allah. Lebih jauh lagi manusia harus menjauhkan diri dari diperbudak oleh harta.
4. Sadar dan menyakini bahwa keni’matan diakhirat jauh lebih ni’mat dan abadi. Seluruh bentuk keni’matan Allah yang diberikan hamba-Nya didunia hanyalah sebagian kecil saja. Rasulullah saw bersabda: ”Allah menjadikan rahmat 100 bagian, 99 bagian Allah tahan dan Allah turunkan ke bumi satu bagian. Satu bagian itulah yang menyebabkan sesama mahluk saling menyayangi sampai kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya khawatir mengenainya” (Muttafaqun ‘alaihi).
Begitulah, keni’matan paling ni’mat yang Allah berikan di dunia hanyalah satu bagian saja dari rahmat Allah swt sedangkan sisanya Allah tahan dan hanya akan diberikan kepada orang-orang beriman di surga. Oleh karena itu dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda tentang dunia bagi orang beriman: Dari Abu Hurairah ra berkata:”Rasulullah saw bersabda:”Dunia adalah penjara bagi mu’min dan surga bagi orang kafir”(HR Muslim).
Bahkan Rasulullah saw suatu saat dalam perjalanan bersama sahabat dan melewati pasar, disana ada seekor kambing yang mati dan cacat. Maka Rasulullah saw memegang telinganya dan berkata: “Siapakah yang mau membeli kambing ini satu dirham?” Sahabat berkata:” Kami tidak suka sedikitpun, dan untuk apa kambing itu?”. Rasul saw melanjutkan:” Maukah ini untukmu?”, sahabat menjawab: ”Demi Allah jika masih hidup kambing ini cacat, apalagi kambing sudah jadi bangkai!”. Maka Rasulullah bersabda:”Demi Allah dunia untukmu lebih hina dari kambing ini di hadapan Allah”.
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir”(QS At-Taubah 55)
Dan kesimpulannya agar kita terbebas dari fitnah dunia, maka kita harus membentuk diri kita menjadi karaktersitik rabbaniyah bukan madiyah dan juga bukan rahbaniyah. Jiwa inilah yang selalu mendapat bimbingan Allah karena senantiasa berintraksi dengan Al-Qur’an baik dengan cara mempelajarinya maupun dengan cara mengajarkannya. Wallahu A’lam

Kemahiran interpersonal



Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Kemahiran antara perorangan atau kemahiran interpersonal merujuk kepada algoritma mental dan berkomunikasi yang digunakan semasa komunikasi dan interaksi sosial untuk mencapai kesan atau keputusan tertentu.
Konsep asas yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal ialah seperti konsep kendiri, sikap, sahsiah, nilai dan matlamat. Ia akan membantu mewujudkan seorang individu yang berkebolehan dan berkeyakinan semasa berinteraksi dengan persekitarannya.

Konsep asas berkaitan Kendiri
Setiap dari kita mesti mempunyai suatu gambaran atau pandangan tentang diri kita sendiri. Gambaran ini disebut konsep kendiri atau imej kendiri. Ia merangkumi gambaran tentang rupa, kesihatan, kebolehan, kelemahan dan tingkah laku kita. Konsep kendiri dibentuk hasil daripada interaksi anda dengan orang lain dan penyesuaian diri anda dengan alam sekitar. Penyesuaian yang berjaya akan menghasilkan konsep kendiri positif manakala kegagalan akan membawa kepada konsep kendiri negatif. Konsep kendiri seseorang juga dipengaruhi oleh tanggapan orang lain terhadap dirinya.
Perlu diingatkan bahawa konsep kendiri hanya akan terbentuk apabila kita berinteraksi dengan seseorang dan penyesuaian diri dengan alam sekitar.
Takrifan konsep kendiri: ‘Gambaran atau pandangan tentang rupa, kesihatan, kebolehan, kelemahan dan tingkah laku diri sendiri’
Konsep kendiri telah diperkenalkan oleh William James (Deaux & Wrights, 1988). James telah menyifatkan kendiri sebagai ‘saya’ atau ‘aku’. Dan ‘aku’ dilihat dari perspektif yang luas dan meliputi badan, pemikiran, pakaian, tempat tinggal, isteri, anak-anak, kawan-kawan, nenek moyang, reputasi, taraf pendidikan dan perkara-perkara yang berkaitan dengan diri sendiri. Ini semua merupakan suatu pengalaman yang luas dan mempengaruhi kesejahteraan diri. James juga mempercayai pengalaman kendiri ini merupakan pengalaman sosial di mana identiti personal bergantung kepada hubungan kita dengan orang lain serta menjadi hak peribadi. Konsep kendiri juga merupakan identiti diri dan ia mempengaruhi diri dengan persekitaran sosial.
Konsep kendiri yang teguh ialah dengan memastikan keseimbangan JERIS (Jasmani, Emosi, Rohani, Intelek dan Sosial) di dalam hidup atau diri seseorang.
§  Konsep Jasmani – kepercayaan terhadap diri sendiri dari sudut fizikal.
§  Konsep Pergaulan Sosial – jenis-jenis pergaulan yang disukai atau tidak serta penerimaan masyarakat terhadap diri individu.
§  Konsep Emosi – seperti periang, sensitif dan sebagainya
§  Konsep Intelek – prestasi di dalam pelajaran serta konflik diri terhadap tahap kebijaksanaan yang terdapat di dalam diri individu.
Konsep kendiri terdiri daripada dua jenis iaitu konsep kendiri positif dan konsep kendiri negatif.
Individu yang mempunyai konsep kendiri yang positif lazimnya dapat menghadapi masalah dan cabaran-cabaran dengan tabah, bersifat optimistik, sikap lebih terbuka serta sedia menerima pendapat dan kritikan orang lain. Dia bersifat lebih relaks, mudah berinteraksi dengan orang lain serta senang dihampiri. Keadaan emosinya lebih tenang dan stabil.
Individu yang mempunyai konsep kendiri negatif akan berasa tidak puas hati, tidak gembira, cepat merajuk serta mudah tersinggung perasaannya. Masalah-masalah tingkah laku seperti ini menyebabkan dirinya kurang diterima oleh rakan-rakan sebaya, guru dan masyarakat. Keadaan ini akan memburukkan lagi imej kendiri pelajar berkenaan. Mereka akan mempunyai aras keyakinan diri yang rendah, sifat rendah diri, pasif, muram, tidak bersedia untuk bersosialisasi ataupun mula menarik diri, mudah tersinggung, tidak gembira, cepat merajuk dan pesimistik.
Berikut merupakan panduan untuk membentuk konsep kendiri yang positif ke atas individu.
§  Pastikan matlamat yang hendak dicapai dengan jelas
Setiap manusia tahu apa yang mereka perlukan. Kita hendaklah mempunyai matlamat yang praktikal dan realistik dalam membentuk konsep kendiri. Dengan adanya kemahiran yang mantap dan mutu diri yang baik membantu mencapai matlamat tersebut.
§  Membuat keputusan sendiri
Kita hendaklah membuat keputusan sendiri dan tidak meniru keputusan orang lain kerana hanya kita sahaja yang tahu tahap kemampuan diri. Mereka juga perlu bersedia menanggung risiko daripada keputusan yang diambil.
§  Membayangkan hasil yang diharapkan
Kita perlu membayangkan hasil yang baik dalam setiap apa yang hendak dicapai dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang dibayangkan dengan berfikiran positif.
§  Membentuk kemahiran profesional
Kemahiran profesional yang kita bentuk akan mengukuhkan konsep kendiri kita dan akan bertambah yakin dalam melakukan sesuatu perkara.
§  Menggunakan kaedah sokongan
Melalui cara psikologi, kita hendaklah membelai diri kita dengan ganjaran atau hadiah kepada diri sendiri di atas hasil dan prestasi yang telah dilakukan.
§  Menerima hakikat kelemahan diri.
Setiap individu perlu menerima kelemahan diri sendiri.

Sikap
Takrifan sikap
“Kesediaan seseorang yang bersifat mental dan saraf untuk bertindak terhadap sesuatu objek atau suasana (situasi) tertentu yang terbentuk melalui pengalaman dan mempengaruhi seseorang terhadap sesuatu (objek) dan situasi tadi.” (Allport, 1935)
Sikap seseorang bukannya dimiliki secara semulajadi, tetapi ia dipelajari melalui pengalaman dan ini bermakna sikap adalah dinamik dan boleh diubah melalui pendidikan dan latihan. Sikap juga mempunyai peranan penting sebagai faktor pendorong dalam tindakan manusia sama ada untuk menerima atau menolak sesuatu. Namun, sikap tidak boleh dilihat atau diukur secara terang, kecuali dalam bentuk-bentuk kelakuan atau tindakan yang dikesan secara tidak langsung melalui tindakan-tindakan tertentu yang dizahirkan. Sikap adalah spontan dari segi tindakan.
Fernandes (1985) mengatakan bahawa sikap adalah perasaan suka atau tidak suka terhadap sesuatu kelompok, institusi atau konsep. Birren dan rakan-rakan (1981) berpendapat bahawa sikap boleh menentukan bagaimana keperibadian seseorang dilahirkan kerana ia adalah kumpulan hasil penilaian seseorang terhadap objek, orang lain atau masalah-masalah sosial tertentu. Beberapa pakar berpendapat bahawa sikap terdiri daripada tiga komponen iaitu komponen kognitif, afektif dan tingkah laku. Komponen kognitif merujuk kepada kepercayaan atau keyakinan yang menjadi pegangan seseorang. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu objek. Komponen tingkah laku pula adalah kecenderungan untuk bertingkah laku atau berbuat dengan cara-cara tertentu terhadap sesuatu objek. (Sherwood & Wagner 1969, Gahagan 1980 dan Sears et. Al. 1988).
Ringkasnya dapatlah dirumuskan sikap sebagai keinginan untuk memberi tindak balas sama ada secara positif atau negatif terhadap sesuatu perkara yang dilahirkan ke dalam bentuk tindakan yang zahir dan boleh dinilai.

Sahsiah
Sahsiah berasal daripada Bahasa Arab yang bermakna keperibadian. Keperibadian merupakan sifat seseorang yang sudah sebati dengan dirinya.
Sikap individu, norma dan nilai yang dipegang oleh seseorang secara tidak langsung akan mempamerkan sahsiah mereka sama ada baik atau tidak. Sahsiah merupakan sifat dan sikap seseorang yang dilihat dari aspek luaran dan dalaman. Sahsiah adalah keperibadian seseorang. Sahsiah dapat dipamerkan melalui perwatakan yang baik.

Menghadapi penilaian orang lain


 “Mustahil, semua orang menyukai apa yang kita lakukan. Yang penting, terus saja berbuat kebaikan karena setiap perbuatan pasti akan kembali kepada pembuatnya…”
Ada sebuah kisah menarik yang saya dapatkan ketika mengikuti sebuah kajian. Suatu saat, ada seorang ayah dan anaknya hendak musafir ke suatu tempat. Tempat itu begitu jauh, sehingga mereka mempersiapkan bekal yang lumayan banyak. Namun, ada satu masalah yaitu mereka cuma mempunyai seekor keledai kurus, yang tidak mungkin mengangkut mereka semua.
Karena sikap takzim anak terhadap ayahnya, sang anak mempersilahkan ayahnya untuk menaiki keledai bersama barang-barang yang mereka bawa. Kemudian anak itu mengikuti mereka di samping dengan berjalan kaki. Tibalah mereka di suatu kampung, di mana mereka bertemu orang-orang yang berada di kampung tersebut. Ketika melihat mereka, orang-orang banyak sekali yang mencibir mereka dan berkata, ‘Dasar Ayah tidak tahu malu. Enak-enakan di atas keledai sementara anaknya dibiarkan berlelah-lelah jalan kaki.’
Ketika Ayah beranak itu hendak meninggalkan kampung tersebut demi melanjutkan perjalanannya, sang Ayah berkata dengan sikap yang penuh rasa sayang, ‘Anakku, silahkan engkau naiki keledai ini. Ayah akan berjalan di sampingmu sampai tempat tujuan kita.’ Lalu merekapun melanjutkan perjalanan hingga sampai kembali ke suatu kampung. Merekapun kembali mendapatkan cibiran dan perkataan-perkataan yang tidak menyenangkan. ‘Lihatlah mereka. Dasar anak tidak tahu diri, membiarkan ayahnya yang tua berjalan sementara ia berada di atas keledai.’
‘Ayah, bagaimana ini..? Apa yang harus kita lakukan..?’ anak itu bertanya kepada ayahnya ketika mereka hendak melanjutkan perjalanan menuju kampung berikutnya. ‘Baiklah, kita semua akan menaiki keledai ini.’ Dengan berjalan tertatih karena kelebihan beban, merekapun melanjutkan perjalanan. Hingga mereka tiba kembali di suatu kampung untuk beristirahat. Dari jauh sebelum mereka sampai, orang-orang yang melihat mereka sudah menghina, mencaci mereka. ‘Aduh, sungguh keledai yang malang. Berada di bawah kekuasaan tuan-tuan mereka yang pemalas dan tidak berbelas kasihan. Sudah kurus mungkin karena kekurangan makan. Sekarang disiksa dengan mengangkut beban yang berlebihan.’ Merekapun kembali mendapatkan komentar yang merendahkan.
Pada perjalanan selanjutnya, mereka memutuskan untuk tidak menaiki keledai yang mereka punya. Mereka pun rela menempuh perjalanan bermil-mil dengan berjalan kaki. Akhirnya, setelah memakan waktu yang cukup lama mereka sampai juga di kampung yang dituju. Orang-orang yang melihat mereka heran, kenapa mereka tidak memanfaatkan keledai yang mereka punya untuk ditunggangi. Dan merekapun kembali mendapatkan cibiran dan hinaan, ‘Inilah manusia yang paling tidak bersyukur. Diberi kemudahan tetapi tidak memanfaatkannya malah menyiksa diri sendiri dengan berjalan kaki ratusan mil.’
Sahabat sekalian, kadang dalam hidup kita menemui situasi seperti ini. Senantiasa dihina, disindir, dikomentari. Tidak jarang, niat baik dan ketulusan hati kita dinilai salah oleh orang lain. Bukan ucapan terima kasih, apalagi pujian yang kita terima melainkan rasa ketidaksukaan dan perlakuan yang tidak menyenangkan. Tidak jarang peristiwa ini menguras energi, pikiran dan waktu kita karena kesal, sedih, dendam terhadap orang yang berbuat demikian kepada kita. Yang lebih parah, bisa saja semua ini membuat kita kehilangan motivasi, semangat, sehingga ujung-ujungnya kita sendiri yang akan merugi. Yah, mungkin inilah resiko terbesar karena kita bergaul di lingkungan manusia, makhluk yang memang senang berkomentar, sibuk mencari kekurangan orang lain daripada melihat kekurangan diri.
Lalu bagaimana agar kita dapat menjaga motivasi untuk senantiasa berbuat kebaikan..?
1. Kita harus senantiasa siap.
Siap apa..? Siap menerima segala komentar yang cocok maupun yang tidak cocok dengan keinginan kita. Secara manusiawi, kita lebih senang mendapat pujian ataupun penghargaan. Namun, kita juga harus sadar bahwa mustahil semua orang akan menyukai perbuatan kita. Apapun yang kita perbuat, pasti ada yang suka dan tidak. Itu sudah menjadi sunnatulloh, ketentuan dari Alloh. Kita bisa lihat bukti nyata sehari-hari di tv, koran, kehidupan keluarga kita, ataupun keadaan kantor kita. Pasti ada saja pro dan kontra yang terjadi. Jadi wajar, kalau kebaikan yang kita lakukan dinilai salah dan buruk oleh orang lain. Nabi Muhammad saw, seorang manusia sempurna yang dijaga dirinya oleh Alloh masih menerima hinaan, ketidaksukaan. Kenapa kita yang hina betulan tidak siap menerimanya..?
 :)
2. Jadikan sarana untuk evaluasi diri.
Yakinkan, apapun yang terjadi adalah atas ijin Alloh swt. Tidak ada suatu peristiwa apapun yang terjadi dengan kebetulan, melainkan sudah terhitung secara cermat oleh Alloh untuk kebaikan kita. Apakah hinaan, cibiran, kritikan orang lain menjadikan diri kita hina..? Tentu tidak, bahkan kita seharusnya beruntung karena hinaan, kritikan, perlakuan mereka bisa kita jadikan sarana untuk evaluasi dan memperbaiki diri. Orang bisa menghina, kita bisa memafkan. Orang bisa mengkritik, kita membalas dengan bukti nyata kebaikan. Tidak akan pernah rugi orang yang senantiasa mengevaluasi dan memperbaiki diri.
3. Rubah orientasi dunia menjadi orientasi akhirat, rubah orientasi kepada makhluk menjadi kepada sang Khalik.
Salah satu faktor kita mengalami stress karena omongan orang adalah karena kita sibuk berbuat sesuatu karena ingin dipuji makhluk. Sehingga pada akhirnya jika kita tidak mendapatkannya akan kecewa. Berdandan, melayani suami hanya karena ingin dibilang cantik, menuntut ilmu agar dibilang pandai, bersedekah agar mendapat gelar dermawan, berjihad di medan perang hanya agar disebut pahlawan. Padahal, ketika ini semua adalah tujuan kita (yaitu mendapatkan sesuatu dari makhluk), maka potensi sakit hati dan kecewa yang akan kita dapatkan akan lebih besar. Ada sebuah syair yang berbunyi :
Barang siapa, Alloh tujuannya.. Niscaya dunia, akan melayaninya..
Namun siapa, dunia tujuannya.. Niscaya kan letih, dan pasti sengsara..
Diperbudak dunia, hingga akhir masa..
Nah, sahabat sekalian.. Ada baiknya mulai sekarang marilah kita coba rubah semua orientasi kita hanya untuk mendapatkan Ridho Alloh swt. Tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti, kehilangan semangat dalam berbuat kebaikan karena yakin Alloh Maha Melihat dan Menyaksikan perbuatan kita. Cukup hanya Alloh-lah tujuan kita dan sebaik-baik pemberi balasan. “Barang siapa berbuat kebaikan walaupun sebesar biji sawi, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang berbuat keburukan walaupun sebesar biji sawi, ia juga niscaya akan mendapatkan balasannya.”
Semoga bermanfaat, dan tetap Istiqomah..
Salam penulis : -anto-                                                                                                                                                                            

Sunday, September 23, 2012

Akankah Ilmu Pengetahuan Mengesampingkan Keberadaan Tuhan?


Oleh Natalie Wolchover | LiveScience.com
Selama beberapa abad terakhir, ilmu pengetahuan dapat dikatakan telah menjauhkan orang dari pemikiran tradisional tentang kepercayaan terhadap Tuhan secara bertahap. Hal-hal yang dulu tampak misterius, seperti keberadaan manusia, kesempurnaan kehidupan di bumi, cara kerja alam semesta, sekarang dapat dijelaskan oleh ilmu biologi, astronomi, fisika dan ilmu pengetahuan lainnya.

Meski masih banyak misteri alam semesta yang belum terungkap, Sean Carroll, seorang kosmolog teoritis dari California Institute of Technology, mengatakan bahwa ada alasan yang cukup baik untuk berpikir bahwa ilmu pengetahuan pada akhirnya akan mengungkap secara lengkap tentang alam semesta — yang juga akan menjelaskan keberadaan Tuhan.

Carroll berpendapat, teori keberadaan Tuhan telah berkurang drastis di zaman modern, seperti misalnya, fisika dan kosmologi telah berkembang dalam menjelaskan asal-usul dan evolusi alam semesta. "Ketika kita mempelajari lebih dalam tentang alam semesta, selalu ada rasa haus untuk lebih dalam menelitinya," katanya kepada Life’s Little Mysteries.

Ia berpendapat bahwa pengaruh supranatural pada akhirnya akan menyusut dan menghilang. Tapi dapatkah ilmu pengetahuan pada akhirnya menjelaskan semuanya?
 

Permulaan waktu
Sekumpulan bukti telah dikumpulkan untuk mendukung model kosmologi Big Bang, atau gagasan yang menjelaskan bahwa alam semesta mengembang dari keadaan panas, kemudian memadat hingga akhirnya ke kondisi seperti saat ini yang lebih dingin, lebih berkembang dan membesar selama 13,7 miliar tahun. Para kosmolog dapat membuat model tentang apa yang terjadi dari 10^-43 detik setelah Big Bang terjadi sampai sekarang, namun dalam sepersekian detik sebelum menjadi gelap.
 

Beberapa teolog telah mencoba untuk mengaitkan teori Big Bang dengan deskripsi penciptaan dunia yang dapat ditemukan dalam Alkitab dan teks-teks agama lainnya. Mereka berpendapat bahwa sesuatu (yaitu, Tuhan) pasti telah merencanakan peledakan alam semesta tersebut.

Namun, menurut Carroll, kemajuan dalam ilmu kosmologi akhirnya akan menghilangkan siapa pemicu teori Big Bang tersebut.

Seperti yang  ia jelaskan dalam sebuah artikel yang ditulis baru-baru ini yang berjudul “Blackwell Companion to Science and Christianity” (Wiley-Blackwell, 2012), bahwa tujuan utama dari ilmu fisika adalah untuk membuat teori yang menjelaskan tentang seluruh alam semesta, mulai dari skala sub-atomik hingga astronomik, dalam satu kerangka kerja.

Teori seperti itu disebut “gravitasi kuantum,” yang akan menjelaskan tentang apa yang terjadi pada saat Big Bang terjadi. Beberapa versi lain teori gravitasi kuantum yang telah dibuat oleh para ahli kosmologi lebih menjelaskan pada prediksi Big Bang, daripada penjelasan tentang permulaan waktu yang Carrol sebut sebagai “sebuah tahap transisi dalam keberadaan alam semesta yang kekal.”
 

Contohnya seperti, sebuah model yang dianalogikan seperti sebuah balon yang kembang kempis  di dalam uap. Jika, kenyataannya, waktu tidak punya permulaan, maka hal itu akan mengakhiri kitab Kejadian.

Versi lain teori gravitasi kuantum, saat ini sedang didalami oleh para ahli kosmologi yang memprediksi bahwa waktu memang dimulai dari kejadian Big Bang. Namun versi kejadian tersebut tidak melibatkan peran Tuhan. Mereka tidak hanya menggambarkan evolusi alam semesta sejak kejadian Big Bang, tetapi mereka juga menjelaskan bagaimana waktu bisa berlangsung di tempat yang paling awal.
 

Dengan demikian, teori-teori gravitasi kuantum masih perlu disempurnakan, untuk menjelaskan sejarah alam semesta. "Tidak ada fakta yang menjelaskan bahwa ada permulaan waktu, dengan kata lain, harus ada campur tangan dari faktor lain dalam penciptaan alam semesta pada saat itu," tulis Carroll.
 

Cara lain untuk menempatkan itu adalah dengan teori-teori fisika kontemporer, meskipun masih dalam pengembangan dan pengujian eksperimental di masa depan, yang akhirnya mampu menjelaskan mengapa Big Bang terjadi, tanpa perlu untuk melibatkan teori supranatural.
 

Seperti Alex Filippenko, astrofisikawan dari University of California, Berkeley, mengatakan dalam pidatonya di sebuah konferensi sebelumnya pada tahun ini, "Big Bang bisa saja terjadi sebagai akibat dari hukum fisika. Dengan hukum fisika, Anda bisa mengetahui alam semesta."
 

Alam semesta paralel
Namun ada alasan lain yang berdasar tentang keberadaan Tuhan. Fisikawan telah mengamati bahwa banyak dari konstanta fisika yang menjelaskan tentang alam semesta kita, dari massa elektron hingga kepadatan energi gelap, yang sangat sempurna untuk mendukung kehidupan. 

Mengubah salah satu konstanta sedikit saja, maka alam semesta tidak akan dipahami. "Misalnya, jika massa neutron yang sedikit lebih besar (dibandingkan dengan massa proton) dari nilai sebenarnya, hidrogen tidak akan melebur menjadi deuterium dan bintang konvensional tidak mungkin ada," kata Carroll. Dan dengan demikian, maka akan muncul kehidupan seperti yang kita kenal sekarang.

Para teolog sering mengembangkan atas apa yang disebut "fine tuning" dari konstanta fisika sebagai bukti bahwa Tuhan pasti punya andil di dalamnya, tampaknya ia memilih konstanta tersebut untuk kita. Namun fisika kontemporer menjelaskan bahwa supranatural punya caranya sendiri.

Beberapa versi teori gravitasi kuantum, termasuk teori string, memperkirakan bahwa kehidupan kita  di alam semesta ini hanyalah salah satu dari jumlah yang  tak terbatas dari alam semesta akhirnya membentuk banyak alam semesta. Di antara alam semesta yang tak terbatas itu, berbagai macam nilai dari semua konstanta fisika yang diwakili, dan hanya beberapa alam semesta yang memiliki nilai konstanta yang memungkinkan pembentukan bintang, planet dan kehidupan seperti yang kita kenal sekarang. Kita beruntung dapat hidup di salah satu alam semesta yang dapat ditinggali (karena di mana lagi?).
 

Beberapa teolog mengatakan bahwa akan jauh lebih sederhana untuk menyebut campur tangan Tuhan  daripada mencari tahu teori keberadaan alam semesta yang tak terhingga banyaknya untuk menjelaskan bagaimana alam semesta memberikan kehidupan bagi kita. Carroll mengatakan bahwa multiverse tidak didalilkan sebagai cara yang rumit untuk menjelaskan fine-tuning. Sebaliknya, hal tersebut berperan sebagai konsekuensi alami dari yang terbaik, teori yang paling elegan.
 

Sekali lagi, jika atau ketika teori  itu terbukti benar, "multiverse (multi alam semesta/multi universe) terjadi, tidak peduli apakah Anda suka atau tidak," tulisnya. Dan ada campur tangan Tuhan dalam segala sesuatu.
 

Alasan
Tuhan berperan sebagai alasan keberadaan alam semesta. Bahkan jika kosmolog berhasil menjelaskan bagaimana alam semesta terbentuk, dan mengapa tampak seperti dibuat untuk menyokong kehidupan, pertanyaan yang mungkin akan tersisa adalah mengapa ada sesuatu yang bertentangan dengan segala sesuatu.
 

Bagi kebanyakan orang, jawaban atas pertanyaan tersebut adalah Tuhan. Menurut Carroll, jawaban itu  berarti jika di bawah pengawasan. Tidak akan ada jawaban untuk pertanyaan seperti itu, katanya.
 

"Kebanyakan ilmuwan ... menduga bahwa pencarian penjelasan yang tepat akhirnya akan berakhir dengan teori berakhirnya dunia, bersama dengan frase 'memang seperti itu,'" tulis Carroll. Orang yang tidak puas cenderung gagal untuk menemukan bahwa seluruh alam semesta merupakan sesuatu yang unik — "sesuatu yang yang berbeda dari biasanya."
 

Sebuah teori ilmiah lengkap yang bertanggung jawab atas segala sesuatu di alam semesta yang tidak perlu penjelasan eksternal dengan cara yang sama, bahwa segala sesuatu yang spesifik dalam alam semesta memerlukan penjelasan eksternal. Bahkan, Carroll berpendapat, penjelasan yang menutup penjelasan lainnya  (contohnya Tuhan) pada sebuah teori mandiri dari segala sesuatu yang hanya akan menjadi komplikasi yang tidak perlu. (Teori tersebut sudah bekerja tanpa Tuhan.)
 

Dinilai berdasarkan standar dari setiap teori ilmiah lainnya, "hipotesis Tuhan" tidak bekerja dengan sangat baik, Carroll berpendapat. Namun ia memberikan gagasan bahwa "teori  tentang Tuhan memiliki fungsi lain dibandingkan suatu hipotesis ilmiah."
 

Penelitian psikologi menunjukkan bahwa kepercayaan dalam supranatural, berperan sebagai perekat sosial dan memotivasi orang untuk mengikuti aturan. Lebih lanjut, kepercayaan akan akhirat membantu manusia untuk berduka dan mencegah orang dari ketakutan akan kematian.

"Kita tidak dirancang pada tingkat teori fisika," kata Daniel Kruger, seorang psikolog evolusi di University of Michigan, yang mengatakan kepada LiveScience tahun lalu. Apa yang penting bagi kebanyakan orang "adalah apa yang terjadi pada skala manusia, hubungan dengan orang lain, hal-hal yang kita alami dalam hidup kita."